Rabu, 11 Januari 2017

sistem reproduksi terkait mekanisme laktasi tentang fisiologi laktasi

sistem reproduksi terkait mekanisme laktasi tentang anatomi payudara

ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI



PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI : Anatomi dan fisiologis laktasi, Manfaat ASI Lengkap, Komposisi ASI

A.    Pengertian laktasi
      Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diprosuksi sampaproses bayi menghisap dan menelan ASI

B.     Anatomi dan Fisiologi Payudara
1.         Anatomi payudara
Anatomi dan fisiologis laktasi
anatomi payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
   Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1.      Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2.      Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3.      Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

1.      Korpus
      Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
      Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
      Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
      ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung   membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2.      Areola
      Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3.      Papilla atau puting
      Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu

2.     Fisiologis laktasi
         
reflek fisiologi menyusui
skema reflek pada laktasi


Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancer.
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
1)         Reflek prolaktin
      Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca oersalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
      Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.      
2)         Reflek let down
            Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.Kontraksi.dari.sel.akan.memeras.air.susu.yang.telah.terbuat, keluar.dari.

sistem reproduksi terkait mekanisme laktasi menstruasi dan kehamilan

A. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Terjadi secara periodik/sikus. Mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. 

Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :

  1. Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakbiatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormone dalam darah menjadi tidaka ada.
  2. Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormone progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
  3. Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
  4. Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.

Gambar Siklus mentsruasi



B.Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.


Tahapan waktu dalam fertilisasi :



  1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel.
  2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga balstosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
  3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
  4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
  5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
gambar perkembangan ovum setelah fertilisasi

Hormon yang berperanan dalam kehamilan

  1. Progesteron dan estrogen, merupakan hormone yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormone progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.
  2. Prolaktin merupakan hormone yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
  3. HCG (Hormone Chorionic Gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.
  4. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan.

Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan

  1. Relaksin merupakan hormone yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis
  2. Estrogen merupakan hormone yang mempengaruhi hormone progesterone yang menghambat kontraksi uterus.
  3. Oksitosin merupakan hormone yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus.


PENGATURAN KELAHIRAN Prinsip Kontrasepsi dalam Reproduksi
Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum, sehingga tidak terjadi fertilisasi. Macam cara dalam kontrasepsi adalah :

  1. Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita.
  2. Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi.
  3. Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Seperti spermatosida untuk pria, vaginal douche untuk wanita.
  4. Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi.
  5. Sterilisasi yaitu dengan membuat setrilorgan-organ reproduksi bagian dalam. Seperti vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita.

    Konsep Laktasi (Menyusui)

    Ilustrasi Menyusui
    Ilustrasi Menyusui
    Laktasi merupakan bagian integral dari daur reproduksi manusia. Laktasi di bawah kontrol hormon pituitari, prolaktin dan oksitosin. Hal ini dipengaruhi oleh proses pengisapan bayi dan emosi ibu (Bobak, 2000). Prolaktin merangsang sel-sel epitel alveoli untuk membuat ASI yang dikenal dengan refleks prolaktin, sedangkan oksitosin menyebabkan kontraksi mioepitel yang melapisi alveoli sehingga ASI bisa mengalir ke duktus, ini dikenal dengan refleks oksitosin atau let down reflex.

    Laktasi berlangsung di bawah kontrol sejumlah glandula endokrin terutama hormon pituitari, prolaktin dan oksitosin. Peningkatan dan pemeliharaan laktasi pada manusia dibedakan paling tidak dengan tiga faktor :
    1. Struktur anatomi dari glandula mammae dan perkembangan alveoli, duktus dan nipple (puting susu).
    2. Permulaan dan pemeliharaan ekskresi air susu.
    3. Pancaran pengeluaran air susu atau dorongan air susu dari alveoli ke puting susu.
    Sintesis ASI di dalam alveoli merupakan proses yang kompleks yang akan melibatkan empat mekanisme sekresi yaitu eksositosis, sintesis dan transfer lemak, sekresi ion dan air, serta transfer immunoglobin dan jaringan ekstra seluler. Setelah lahir, inhibisi atau hambatan sintesis ASI oleh plasenta menjadi hilang dan kadar progesteron dalam darah ibu akan menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Antara 30 – 40 jam terjadi perubahan komposisi ASI dengan cepat, antara lain dengan adanya peningkatan sintesis laktosa sehingga menyebabkan volume ASI juga terus meningkat karena laktosa adalah komponen osmotik ASI yang paling aktif (Bobak, 2000; Akre, 1994).

    Mekanisme Laktasi (Menyusui)

    Mekanisme laktasi atau menyusui dipengaruhi oleh tiga refleks maternal yang utama yaitu : Prolaktin, ereksi nipple dan refleks let down (Bobak, 2000)

    1. Prolaktin

    Prolaktin ialah suatu hormon peptide yang diproduksi oleh pituitari anterior. Prolaktin merupakan hormon kunci untuk menginisiasi dan mempertahankan sekresi ASI. Adanya reseptor pada puting susu, apabila dirangsang dengan isapan bayi akan menimbulkan impuls yang dikirim ke nervus vagus dan dilanjutkan ke hypotalamus. Hipotalamus merangsang pituitari anterior untuk mengeluarkan prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli mammae (Bobak, 2000).

    Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran ASI tetap berlangsung.

    2. Ereksi Nipple

    Stimulus pada puting susu yang disebabkan oleh isapan mulut bayi menimbulkan ereksi nipple. Stimulus membuat puting susu lebih menonjol. Refleks ereksi nipple membantu dalam propulsion (dorongan) air susu keluar melalui sinus-sinus laktiferus kearah lubang puting susu.

    3. Let Down

    Pancaran air susu dari alveoli dan aliran air susu terjadi sebagai hasil pancaran air susu atau disebut refleks let down. Timbulnya stimulus isapan pada hipothalamus akan meningkatkan pengeluaran oksitosin dari pituitari posterior. Kontraksi dari sel-sel muscleike (seperti otot) ini menyebabkan air susu terdorong melalui sistem saluran dan masuk ke sinus-sinus laktiferus dan memungkinkan bayi untuk menyusui.

    Tanda keberhasilan let down gampang dikenal dengan pemberian ASI. Refleks let down adalah karakteristik dengan adanya perasaan sensasi yang menimbulkan perasaan adanya tarikan atau memeras dari dalam. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah jika ibu melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi dan memikirkan untuk menyusui bayi. Sebaliknya faktor-faktor yang dapat menghambat refleks let down adalah stres, seperti keadaan bingung (pikiran kacau, takut, cemas). Keadaan emosi dan psikologik ibu mempengaruhi sikap ibu dalam menyusui.

hemostasis cairan elektrolit cairan tubuh

Cairan Tubuh 
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan suspensi sel didalam tubuh makhluk multiselularsepertimanusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi fluida ekstraselular, termasukplasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh dapat ditemukan padaspasi jaringan (bahasa Inggris: tissue space, interstitial space).
Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya dehidrasi.
Contoh cairan tubuh adalah:darah dan plasma darah, sitosol, cairan serebrospinal, cairan limfa, cairan pleura, dan cairan amnion
Cairan tubuh dibagi dalam :
1. Cairan intraseluler, yaitu cairan yang terdapat dalam sel-sel seluruh tubuh. Sekitar 40% berat badan kita merupakan air yang terdapat di dalam sel.
2. Cairan ekstraseluler, yaitu cairan yang terdapat di luar sel tubuh, jumlahnya sekitar 20% berat badan, yang terbagi pula dalam :
a. Cairan intristisial atau cairan antar sel, yang berada diantara sel-sel.
b. Cairan intra vaskuler, yang berada dalam pembuluh darah, berupa air dalam plasma darah.
c. Cairan transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, seperti cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi, dll

C. Komposisi Cairan Tubuh
Telah disampaikan pada pendahuluan di atas bahwa cairan dalam tubuh meliputi lebih kurang 60% total berat badan laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu, sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase ini relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia.
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3 bagian dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3 bagian berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan; dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua kompatmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati oleh cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan ektrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma.
Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan antar kompartmen. Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartemen sehingga terjadi keseimbangan kembali.

D. Sumber Cairan Tubuh
Cairan pada tubuh kita, sebagaimana telah saya deskripsikan secara singkat di atas bersumber dari:
1.Air minum (1500-2000cc/hari)
2. Air yang ada dalam makanan (700cc/hari)
3. Air yang dihasilkan oleh proses metabolisme (200cc/hari)

E. Fungsi Cairan Tubuh
Gambaran umum sistem cairan tubuh berperan sebagai media atau sarana untuk transportasi zat-zat makanan maupun sisa-sisa metabolisme tubuh. cairan tubuh membawa juga nutrien dari sejak absorbsi dan mendistribusikannya ke tingkat interseluler. Dalam tingkat interseluler, zat-zat makanan yang dibawa oleh cairan tubuh menjadi bahan utama proses metabolisme. Demikian juga dengan hasil metabolisme yang juga akan didistribusikan oleh cairan tubuh menuju tempat yang memerlukan dan sisa-sisa proses metabolisme akan dibawa menuju organ-organ ekskresi untuk dikeluarkan dari tubuh.
Lain halnya dengan proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, cairan tubuh memiliki peran yang sangat vital. Hal ini disebabkan oleh sifat reaksi kimia yang memerlukan media agar bisa terjadi, dan medium yang bisa menjadi temat berlangsungnya jutaan reaksi kimia dalam tubuh adalah cairan tubuh yang umumnya adalah air. Sebab utama air merupakan media utama adalah kerja enzim, katalisator reaksi biokimia dalam tubuh kita, bisa bekerja bila medium yang ada adalah air.
Fungsi-fungsi lain ada dalam poin-poin berikut ini:
1. objek keseimbangan berbagai elektrolit tubuh seperti : Na, K, Ca, Cl
2. objek keseimbangan asam basa dibantu oleh cairan atau larutan buffer
3. objek agar suhu tubuh tetap konstan (produksi panas hepar & otot, diatur oleh hipotalamus)

Selain fungsi-fungsi yang ada diatas, fungsi khusus cairan tubuh dibagi menjadi dua macam: a. cairan intrasel berfungsi sebagai medium/tempat terjadinya reaksi kimia dalam tubuh; b. Cairan ekstraseluler berfungsi sebagai medium untuk transportasi substansi kimia antara sel satu dengan sel yang lain.

F. Perpindahan Substansi Antar Kompartmen
Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel untuk substansi tersebut. Membran disebut semipermeable (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat menembusnya.
Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energi.

1. Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
b. Peningkatan permeabilitas.
c. Peningkatan luas permukaan difusi.
d. Berat molekul substansi.
e. Jarak yang ditempuh untuk difusi.
2. Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.

3. Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.

4. Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.




hemostasis cairan elektrolit darah

1.    FUNGSI DARAH

Keberadaan darah dalam tubuh mempunyai arti penting bagi kehidupan seseorang. Hal ini disebabkan darah mempunyai beberapa fungsi penting sebagai berikut.
a. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Oksigen dari Paru-Paru ke Seluruh Jaringan Tubuh
                Kandungan oksigen dalam darah antara 0,36% – 20%. Meningkatnya kadar oksigen dalam darah karena adanya ikatan oksigen dengan hemoglobin. Namun, hemoglobin juga mampu mengikat karbon monoksida yang bersifat racun. Gas ini biasa dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Jika gas ini terhirup dan berikatan dengan hemoglobin, kandungan oksigen dalam darah menurun. Keadaan ini dapat memberikan dampak bagi kesehatan tubuh.

b. Darah Berfungsi Untuk  Mengangkut Sari-Sari Makanan dari Usus ke Jaringan Tubuh
            Sari-sari makanan seperti asam lemak, asam amino, dan monosakarida masuk ke dalam sistem sirkulasi melalui kapiler yang berada di villi usus halus. Sari-sari makanan ini diangkut menuju ke dalam sel-sel tubuh. Sari-sari makanan ini untuk metabolisme, aktivitas, dan membentuk sel-sel atau jaringan yang baru.

c. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Karbon Dioksida dari Jaringan Tubuh ke Paru-Paru
              Karbon dioksida hasil respirasi sel dilepas dari plasma dan masuk ke dalam dinding kapiler secara difusi, kemudian dibawa ke paru-paru untuk dibuang. Karbon dioksida yang ada dalam darah antara 2,7% hingga 60%. Sebagian karbon dioksida membentuk hidrogen karbonat atau bikarbonat berupa ion (HCO3–) yang diangkut ke plasma dan sel darah merah. Di paru-paru, hidrogen karbonat diuraikan menjadi air dan karbon dioksida. Karbon dioksida dalam pembuluh kapiler secara difusi masuk ke dalam alveolus paru-paru.

d. Darah Berfungsi Untuk Mengangkut Hasil Ekskresi dari Jaringan Tubuh ke Ginjal
           Tubuh dalam melakukan metabolisme menghasilkan zatzat sisa yang bersifat racun, misalnya urea dan asam urat. Zat sisa ini oleh darah diangkut ke ginjal untuk menjalani beberapa proses agar bisa dikeluarkan dari tubuh.

e. Darah Berfungsi Untuk Mengatur dan Mengontrol Temperatur Tubuh
Tubuh saat beraktivitas akan melepaskan panas. Panas yang dihasilkan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah sehingga di seluruh tubuh terdapat kesamaan temperatur. Jika udara di lingkungan dingin, maka pembuluh kapiler akan menciut untuk menghemat panas tubuh. Ketika udara di lingkungan panas, maka pembuluh kapiler akan melebar dan aliran darah semakin cepat sehingga panas tubuh dapat diedarkan ke seluruh tubuh.

 Pengertian sistem imun
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksibakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh.
Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “pengalaman.” Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
JENIS
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.

Kita cenderung menganggap kalau pikiran dan tubuh sebagai sesuatu yang terpisah, padahal mereka merupakan satu kesatuan: psikoneiroimunologis. Sistem imun merupakan pelindung kesehatan tubuh kita. Sedikit saja gangguan timbul, baik serangan penyakit dari luar (bakteri maupun virus), atau gangguan dari dalam tubuh kita seperti stres dan depresi akan dapat menimbulkan penyakit. hampir semua jenis penyakit dari reaksi alergi hingga penyakit degeneratif, dan dari penyakit infeksi hinga kanker.
Dengan memahami seluk beluk sitem daya pertahanan tubuh yang terdiri atas berbagai aspek biokimiawi dan berbagai macam sel darah putih, serta hubungan antara otak, daya pikir, perasaan dan sistem imun maka kita seyogyanya tidak hanya bertindak saat penyakit telah timbul, tetapi jauh sebelum itu. Sebagai petugas kesehatan, khususnya sebagai perawat kita harus membantu setiap orang agar mampu hidup sehat dengan benar, berfikir benar dengan cara hidup gembira, tidak stress, bahkan penuh cinta terhadap setiap orang dan setiap keadaan.
Dengan cara berfikir positif, hidup penuh semangat jauh dari tekanan batin, depresi dan lain sebagainya pasti sel tubuh akan menjadi sehat, termasuk sistem imun tubuh karena zat biokimiawi yang dilepas otak itu mengandung unsur yang membangkitkan kekuatan bagi sel tersebut, seperti misalnya endorfin.